Pasca bank sentral Amerika Serikat (AS) (The Fed) merilis hasil Federal Open Market Committee (FOMC) kemarin waktu Indonesia (19/12/2024), tampak pasar kripto mengalami penurunan yang signifikan.
Dilansir dari Refinitiv, pada Jumat (20/12/2024) pukul 11:49 WIB, Bitcoin yang merupakan cryptocurrency terbesar dan tertua di dunia mengalami kenaikan 0,23% ke angka US$97.537.
Sementara pada penutupan perdagangan 18 dan 19 Desember 2024, Bitcoin masing-masing terkoreksi sebesar 5,15% dan 3,58% atau dengan kata lain, Bitcoin telah turun nyaris 9% hanya dalam dua hari perdagangan.
Bukan tanpa alasan, Bitcoin mengalami penurunan dipicu oleh komentar ketua The Fed Jerome Powell yang mengecewakan investor mengenai ekspektasi pemotongan suku bunga AS tahun depan.
Dilansir dari coindesk.com, proyeksi Fed terakhir tentang pemangkasan suku bunga yang lebih lambat untuk tahun depan dan nada agresif Powell mengenai ekspektasi inflasi yang meningkat mengejutkan banyak investor, memicu penjualan pasar luas di kripto, saham, dan bahkan emas.
Proyeksi ekonomi kuartalan Fed yang mencakup “dot plot” yang menunjukkan di mana Fed mengharapkan suku bunga Fed funds berada seiring waktu mengungkapkan bahwa pembuat kebijakan mengharapkan suku bunga Fed funds turun menjadi 3,9% pada akhir 2025 atau 50 basis poin lagi pemotongan suku bunga tahun depan. Ini lebih sedikit dibandingkan dengan proyeksi pada bulan September lalu yang sebesar 100 bps.
Hal ini menandakan kebijakan moneter yang kurang dovish pada 2025. Proyeksi anggota Fed untuk inflasi Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) dan PCE inti untuk tahun depan naik menjadi 2,5% dari perkiraan sebelumnya sebesar 2,1% dan 2,2%, masing-masing.
“Pasar kripto sudah berada dalam ketegangan mengenai kemungkinan koreksi setelah lonjakan harga Bitcoin yang mencatat rekor melewati US$100.000,” kata Joel Kruger, strategi pasar di LMAX Group, dalam catatan pada Kamis. “Kami mendapat katalis tersebut dari dunia pasar tradisional. Dampak dari keputusan Fed terlalu besar untuk diabaikan.”
“Jika kita melihat lebih jauh dan mempertimbangkan pertumbuhan tahunan, penurunan seperti ini terasa sehat,” kata Azeem Khan, co-founder dan COO dari jaringan layer-2 Morph, dalam email yang dibagikan kepada CoinDesk.
Pertama Sejak 26 November, Outflow Sebesar US$671 Juta
Berdasarkan data Farside Investors, dana yang diperdagangkan di bursa AS (ETF Bitcoin Spot) tercatat outflow sebesar US$671,9 juta atau sekitar Rp10,75 triliun (kurs Rp16.000/US$) pada 19 Desember 2024.
Outflow ini kembali terjadi sejak 26 November 2024 atau sekitar tiga minggu yang lalu.
Foto: Bitcoin Spot ETF Cumulative Flow (US$m) Sumber: Farside Investors |