Direktur Penerangan Agama Islam Kementerian Agama Ahmad Zayadi
Kementerian Agama melaporkan sebanyak 50 orang yang berhasil menjadi juara dalam ajang Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) tingkat nasional telah diangkat menjadi anggota Kepolisian Republik Indonesia (Polri).
“Terakhir kemarin formasi di Kepolisian Republik Indonesia sudah lebih dari 50 orang. Lebih dari 50 orang juara-juara MTQ, Hafidz-Hafidzah juara MTQ itu kemudian direkrut menjadi anggota polisi,” ujar Direktur Penerangan Agama Islam Ahmad Zayadi di Jakarta, Kamis.
Zayadi mengatakan masuknya para juara MTQ menjadi anggota kepolisian ini merupakan program pemberdayaan bagi pembaca dan penghafal Al Quran di Indonesia.
Kendati demikian, kata Zayadi, mereka tidak lolos begitu saja karena tetap harus mengikuti seleksi seperti pada umumnya. Namun, para penghafal itu masuk dalam kualifikasi khusus yang diperuntukkan bagi hafidz-hafidzah.
“Kalau mekanisme perekrutannya itu sama seperti yang lain. Artinya soal misalnya standar kesempatan jasmani saya kira sama,” kata dia.
Zayadi berharap dengan hadirnya para penghafal Al Quran di tubuh Polri ini memberikan warna baru dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan bahasa-bahasa agama.
“Hanya karena memang ada kualifikasi tertentu yang dipersyaratkan. Ini kan kualifikasi khusus. Karena memang ada kebutuhan bagaimana menjelaskan kebijakan-kebijakan Kepolisian dengan bahasa-bahasa agama, dengan bahasa Al Quran,” kata dia.
Sebelumnya, Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar resmi membuka penyelenggaraan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) tingkat internasional IV yang digelar di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Rabu.
Menag Nasaruddin mengatakan penyelenggaraan MTQ bukan hanya lomba seni membaca Al Quran semata, tetapi manifestasi kecintaan terhadap Al Quran.
“Kenapa begitu kita mencintai Al Quran? Karena kita tahu bahwa Al Quran itu adalah Kalamullah, firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala (SWT). Al Quran ini mampu mencerahkan masyarakat,” ujar Menag Nasaruddin Umar.