
Lebih dari 200 orang dilaporkan tewas akibat banjir bandang dahsyat yang melanda kota dagang Mokwa di negara bagian Niger, Nigeria, yang menerjang pada Kamis lalu.
Angka korban jiwa hingga Minggu (1/6/1025) tersebut dikonfirmasi oleh Wakil Ketua Pemerintah Daerah Mokwa, Musa Kimboku, sekaligus menjadikan peristiwa ini sebagai salah satu bencana banjir paling mematikan di wilayah utara Nigeria dalam beberapa tahun terakhir.
Banjir yang terjadi di tengah malam tersebut disebabkan oleh hujan deras berkepanjangan yang mengguyur wilayah itu selama sekitar 5 jam. Aliran air dengan kekuatan luar biasa menghantam permukiman padat di kota Mokwa-sekitar 380 kilometer barat ibu kota Abuja-yang juga merupakan sentra perdagangan dan distribusi hasil pertanian seperti kacang, bawang, dan bahan pangan lainnya dari utara ke wilayah selatan Nigeria.
“Operasi pencarian dan penyelamatan secara resmi telah dihentikan. Kami tidak lagi percaya ada korban selamat yang bisa ditemukan,” ujar Kimboku kepada The Associated Press.
Ia menambahkan bahwa proses penggalian jenazah dari reruntuhan tengah dilakukan untuk mencegah potensi wabah penyakit akibat tubuh korban yang tertimbun.
Sebelumnya, pada Sabtu, juru bicara dinas penanggulangan bencana negara bagian Niger, Ibrahim Audu Husseini, melaporkan bahwa 11 orang mengalami luka-luka dan lebih dari 3.000 warga kehilangan tempat tinggal. Setidaknya 500 rumah di tiga komunitas terdampak sepenuhnya tenggelam, menyisakan hanya atap-atap yang nyaris tidak terlihat di tengah genangan air.
“Warga berusaha menyelamatkan diri dan sesama mereka dalam kondisi air setinggi pinggang, menyelamatkan apa pun yang bisa diselamatkan,” ujar Husseini.
Selain kerusakan pada rumah-rumah penduduk, dua ruas jalan utama terputus dan dua jembatan runtuh, memutus akses vital bagi bantuan kemanusiaan dan logistik.
Menanggapi tragedi tersebut, Presiden Bola Tinubu dalam pernyataannya menyampaikan belasungkawa mendalam kepada keluarga korban. Ia juga telah memerintahkan aktivasi tanggap darurat nasional untuk mendukung para korban terdampak dan mempercepat proses pemulihan.
“Saya telah memerintahkan agar seluruh aparat terkait memberikan bantuan segera dan mempercepat pemulihan komunitas terdampak,” kata Tinubu.
Adapun banjir pada musim hujan merupakan peristiwa umum di Nigeria, namun banjir kali ini di Mokwa tergolong luar biasa mematikan. Para pakar menyebut bahwa kombinasi antara perubahan iklim dan curah hujan ekstrem yang makin tidak terduga telah memperburuk dampak musim hujan yang biasanya hanya berlangsung singkat di kawasan utara.
Komunitas Mokwa yang terletak di dekat bantaran Sungai Niger selama ini tidak terbiasa menghadapi banjir berskala besar seperti ini. Pemimpin komunitas lokal, Aliki Musa, menyatakan bahwa peristiwa ini membuat warga sangat terpukul dan panik karena belum pernah mengalami bencana serupa.
Sementara itu, Ketua Pemerintah Daerah Mokwa, Jibril Muregi, mengakui bahwa pemerintah telah lama menunda pembangunan sistem pengendali banjir. “Pembangunan infrastruktur pengendali banjir seharusnya sudah dilakukan sejak lama,” katanya kepada media lokal Premium Times.
Ribuan warga kini mengungsi ke lokasi-lokasi penampungan darurat, menghadapi risiko kekurangan makanan, air bersih, dan perawatan medis. Pemerintah daerah serta lembaga kemanusiaan lokal tengah berupaya mendistribusikan bantuan logistik, namun terhambat oleh infrastruktur yang rusak dan akses jalan yang terbatas.