Apa Kabar Mega Proyek Pabrik Plasma Darah RI-Korea? Ini Kata Bos INA

Chief Executive Officer Indonesia Investment Authority (INA) Ridha Wirakusumah dalam Economy Update pada program Power Lunch di CNBC Indonesia. (CNBC Indonesia TV)

Pemerintah terus mendukung upaya ketahanan produk farmasi domestik, seperti yang dilakukan Indonesia Investment Authority (INA) dan SK Plasma, anak perusahaan dari SK Group (konglomerasi Korea Selatan), dalam mendirikan fasilitas fraksionasi plasma pertama di Indonesia beberapa waktu lalu.

Berdasarkan penjelasan manajemen INA, fasilitas modern tersebut berlokasi di Karawang, Jawa Barat. Tempat ini menjadi landasan bagi produksi lokal Produk Obat Derivat Plasma (Plasma Derived Medicinal Products/PODP), dengan kapasitas pengolahan 600 ribu liter plasma per tahun.

Berbicara dalam acara Indonesia Economic Summit (IES) 2025 yang diselenggarakan oleh Indonesia Business Council (IBC) di Hotel Shangri-La, Jakarta, Rabu (18/2/2025), Ketua Dewan Direktur INA Ridha Wirakusumah membeberkan update terbaru pabrik tersebut.

“Kami telah membangun pabrik plasma darah yang saat ini sudah 52%. Pabrik plasma darah ini sangat penting karena selama ini 100% kebutuhan plasma di Indonesia, seperti albumin atau hemoglobin, masih diimpor,” ujar Ridha

Ridha menegaskan bahwa plasma darah adalah bahan utama untuk kedaulatan dan keamanan kesehatan Indonesia sehingga perlu membangun pabrik plasma. Ia mengungkapkan selama 15 tahun hingga 20 tahun terakhir Indonesia belum mampu memproduksi plasma darah sendiri sehingga harus mengimpor plasma.

Akan tetapi, kehadiran pabrik yang akan selesai pembangunannya pada akhir tahun 2025 diharapkan dapat memenuhi kebutuhan plasma darah di dalam negeri.

“Kita tidak hanya akan memenuhi kebutuhan dalam negeri, tetapi juga mulai mengekspor produk turunan plasma darah. Ini adalah potensi besar dalam industri kesehatan,” ujar Ridha.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*