Amerika Serikat telah menyetujui paket penjualan senjata senilai US$ 2 miliar ke Taiwan, pada Jumat lalu (25/10/2024).
Gedung Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS), Pentagon mengatakan bahwa harga tersebut termasuk pengiriman pertama kalinya ke pulau itu dengan sistem rudal pertahanan udara canggih yang telah diuji coba di Ukraina.
Kendati Amerika Serikat (AS) tidak mengakui Taiwan secara diplomatis, negara ini tetap menjadi mitra utama Taipei dan penyedia utama senjata. Hubungan ini membuat Beijing khawatir.
China berulang kali mendesak Washington untuk menghentikan pengiriman senjata ke pulau yang dianggapnya sebagai bagian dari wilayahnya.
Melansir Channel New Asia (CNA), China hampir setiap hari mengerahkan jet tempur, pesawat tanpa awak (drone), dan kapal perang di sekitar Taiwan.
Tidak hanya itu, mereka juga menggelar latihan perang baru di sekitar pulau itu minggu lalu. Ini merupakan kedua kalinya dilakukan sejak Lai Ching-te menjabat sebagai presiden Taiwan pada bulan Mei.
Badan Kerja Sama Keamanan Pertahanan Pentagon mengatakan penjualan baru itu terdiri dari sistem rudal dan sistem radar senilai US$ 1,16 miliar. Kontraktor utama untuk sistem rudal itu adalah RTX Corp.
“Penjualan yang diusulkan ini melayani kepentingan nasional, ekonomi, dan keamanan AS dengan mendukung upaya berkelanjutan penerima untuk memodernisasi angkatan bersenjatanya dan mempertahankan kemampuan pertahanan yang kredibel,” kata Pentagon dalam sebuah pernyataan resmi.
“Penjualan yang diusulkan akan membantu meningkatkan keamanan penerima dan membantu menjaga stabilitas politik, keseimbangan militer, dan kemajuan ekonomi di kawasan itu,” kata Pentagon.
Penjualan sistem rudal itu untuk tiga solusi pertahanan udara jarak menengah Sistem Rudal Permukaan-ke-Udara Canggih Nasional (NASAMS) yang mencakup peluru kendali darat ke udara AMRAAM Extended Range yang canggih, menurut Pentagon.
Sistem NASAMS telah diuji coba di Ukraina dan merupakan peningkatan signifikan dalam kemampuan pertahanan udara yang diekspor Amerika Serikat ke Taiwan karena permintaan akan sistem tersebut melonjak.
Seorang sumber pemerintah AS yang tidak mau disebutkan namanya mengungkap bahwa NASAMS merupakan senjata baru bagi Taiwan, dimana Australia dan Indonesia sebagai satu-satunya negara lain di kawasan tersebut yang saat ini mengoperasikannya.
Kementerian Pertahanan Taiwan menyambut baik pengumuman tersebut, dengan mencatat penggunaan NASAMS akan membantu kemampuan pertahanan udara Taiwan dalam menghadapi manuver militer China yang seringkali dilakukan.
Militer Taiwan memperkuat persenjataannya agar mampu menghadapi serangan apa pun dari China dengan lebih baik, termasuk membangun kapal selamnya sendiri untuk mempertahankan jalur pasokan maritim yang vital.