
Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan berdasarkan hasil analisis visual dan instrumental menunjukkan aktivitas Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur, masih tinggi.
“Sehingga tingkat aktivitas Gunung Api Lewotobi Laki-laki masih ditetapkan pada Level IV (AWAS),” kata Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid dalam keterangan yang diterima di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), Jumat.
Ia menyampaikan hal tersebut dalam laporan khusus perkembangan tingkat aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki Level IV (Awas) tanggal 22 Agustus 2022.
Ia menjelaskan data kegempaan Gunung Lewotobi Laki-laki pada periode pengamatan tanggal 21-22 Agustus 2025 pukul 12.00 WITA yakni terjadi sebanyak empat kali gempa guguran, 24 kali gempa hembusan, 52 kali gempa tremor non-harmonik, 23 kali gempa low frequency, empat kali gempa vulkanik dalam, dan 14 kali gempa tektonik jauh.
Sementara itu, gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut dengan intensitas tipis. Teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tipis, sedang hingga tebal tinggi sekitar 50-500 meter dari puncak.
Lebih lanjut, dalam periode pengamatan itu cuaca cerah hingga berawan, angin lemah ke arah utara dan timur laut. Suhu udara sekitar 16.9-32.7 derajat Celcius.
“Terjadi Guguran, namun secara visual, jarak dan arah luncuran tidak teramati,” ujar Wafid.
Secara visual maupun kegempaan, lanjut dia, aktivitas menunjukkan penurunan. Sinar api di sekitar puncak terlihat redup dan samar, menandakan material pijar di puncak mulai mengalami pendinginan.
“Aktivitas kegempaan saat ini lebih didominasi oleh gempa dangkal, namun dalam tiga hari terakhir tercatat peningkatan gempa low frequency, yang mengindikasikan sistem magmatik masih belum stabil sehingga suplai gas dan magma masih berlangsung,” kata Wafid.
Ia juga menjelaskan hasil pemantauan tiltmeter selama tiga hari terakhir menunjukkan pola yang fluktuatif namun relatif stabil, menandakan belum ada suplai magma pada kedalaman dangkal.
Sementara itu, data Global Navigation Satellite System (GNSS) dalam periode yang sama mulai memperlihatkan kenaikan pada komponen vertikal (inflasi).
“Kondisi ini mengindikasikan adanya suplai baru yang bergerak dari kedalaman dalam menuju dangkal, sehingga saat ini sedang berlangsung proses migrasi magma dari dalam ke permukaan yang lebih dangkal,” kata Wafid.
Lebih lanjut, kata dia, karena tingkat aktivitas Gunung Lewotobi Laki-Laki masih Level IV (Awas), pihaknya mengimbau masyarakat dan wisatawan untuk tidak melakukan aktivitas dalam radius enam km dan tujuh km sektoral barat laut- timur laut dari pusat erupsi.
“Tetap tenang dan mengikuti arahan dari pemerintah daerah. Masyarakat juga diminta untuk tidak mempercayai informasi yang tidak jelas sumbernya,” kata Wafid.