Jaringan supermarket Jepang AEON mengadopsi sistem kecerdasan buatan (AI) untuk menilai dan menstandardisasi senyum karyawannya.
Mulai 1 Juli, AEON mengumumkan bahwa mereka telah menerapkan sistem AI penilai senyum yang dinamai ‘Mr Smile’ di 240 toko di seluruh Jepang. Ini menjadikan AEON sebagai perusahaan pertama yang menggunakan teknologi tersebut
Mr Smile dikembangkan oleh perusahaan teknologi Jepang InstaVR dan dikatakan dapat akurat menilai sikap layanan pekerja di toko.
Sistem ini menggunakan lebih dari 450 elemen termasuk ekspresi wajah, volume suara dan nada salam.
Mr Smile juga dirancang dengan elemen “game” yang membuat staf untuk meningkatkan sikap mereka dengan memberikan sistem skor.
AEON mengatakan mereka menjalankan uji coba sistem di delapan toko dengan sekitar 3.400 anggota staf, dan menemukan sikap layanan meningkat hingga 1,6 kali selama periode tiga bulan.
Perusahaan mengatakan tujuannya adalah untuk menstandardisasi senyum atau tingkat keramahan para staf sehingga mampu memuaskan pelanggan secara maksimal, demikian dikutip dari South China Morning Post, Rabu (31/7/2024).
Kebijakan ini sebenarnya memicu kekhawatiran apakah sistem AI akan meningkatkan pelecehan di tempat kerja, terutama dari pelanggan, yang belakangan menjadi sebuah masalah serius di Jepang. Dikenal sebagai kasu-hara, pelecehan pelanggan datang dalam bentuk bahasa yang kasar dan keluhan yang berulang-ulang.
Tahun ini, hampir setengah dari 30.000 staf yang disurvei, yang bekerja di industri jasa dan sektor lainnya, melaporkan telah mengalami pelecehan oleh pelanggan kepada serikat pekerja terbesar di Jepang, UA Zensen.
“Ketika pekerja industri jasa dipaksa untuk tersenyum sesuai dengan standar, bagi saya ini terlihat seperti bentuk lain dari pelecehan pelanggan,” ujar salah satu responden.
“Senyuman seharusnya merupakan sesuatu yang indah dan tulus, dan tidak diperlakukan seperti produk,” kata yang lain.
“Setiap orang berbeda, dan mereka juga mengekspresikan kasih sayang mereka dengan cara yang berbeda. Menggunakan mesin untuk menstandarkan sikap orang terdengar dingin dan konyol,” ujar yang lainnya.