Bocoran Nasib Harga Mobil 2025 Efek Pelemahan Rupiah & Tarif Trump

Pameran otomotif tahunan Indonesia International Motor Show (IIMS) di JIExpo, Jakarta Pusat, Kamis (13/2/2025) resmi digelar. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Pelemahan Rupiah terhadap Dolar AS yang sempat jeblok dalam usai libur Lebaran 2025 lalu memicu kekhawatiran akan efek domino yang akan ditimbulkan. Sebab, kurs sempat hampir menyentuh Rp.17.000 per Dolar AS. 

Pelemahan Rupiah itu dikhawatirkan membuat harga bahan baku produk manufaktur kian naik, termasuk ke industri otomotif. Apalagi, seperti diungkap Marketing Director PT Astra Daihatsu Motor Sri Agung Handayani, sebagian komponen (spareparts) mobil/ otomotif memang berasal dari impor.

Namun, dia menegaskan, pelemahan Rupiah tak lantas memicu kenaikan harga di dalam negeri. Karena porsi impor sudah minim.

“Saya bocorkan ya, mungkin dilihat kalau Dolar AS naik itu akan secara otomatis aspek lainnya ikut naik seperti material. Cuma di Daihatsu itu kita sudah diuntungkan dengan local purchase yang tinggi di 80%. Ada yang dari luar? Ada, itu kan sisa dari 80 persen adalah 20 persen,” kata Sri Agung dikutip Selasa,(22/4/2025).

Sehingga tidak secara otomatis harga mobil ikut terkerek naik. Dan, masih ada beberapa aspek yang menjadi faktor kenaikan harga mobil selain efek kurs.

“Jadi naik atau tidak (harga)? Nah yang perlu dipahami, di manufaktur tidak otomatis naik karena selain local purchase tadi, ternyata ada loh komponen yang harganya turun. Cuma kan tidak diketahui teman-teman,” ujarnya.

Dan yang tak bisa diabaikan adalah karena 1 unit mobil terdiri dari ribuan komponen. Dan, saat ini, industri otomotif RI dikenal telah memenuhi tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) atau penggunaan komponen lokal yang tinggi. Saat ini saja, ada sekitar 1.700-an industri pemasok komponen otomotif, termasuk skala IKM.

“Local purchase (pembelian lokal) kita sudah lebih dari 80 persen, tetapi kita masih ada yang beberapa multisources dan satu lagi Japan source,” sebut Sri Agung.

Sebagai informasi, hari ini nilai tukar rupiah tampak tertekan terhadap dolar AS di tengah momen Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) yang dimulai hari ini hingga esok hari. Merujuk Refinitiv, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Selasa (22/4/2025) dibuka pada posisi Rp16.820/US$ atau melemah 0,12%.

Lalu bagaimana efek kebijakan tarif baru yang ditetapkan Donald Trump?

Sri Agung tak menjawab gamblang. Namun, imbuh dia, hal itu akan terlihat begitu kebijakan itu sudah berjalan. Sebagai informasi, pengenaan tarif baru oleh AS masih dalam penundaan.

“Saya rasa ini isu global, sebenarnya kita akan menunggu titik final yang terjadi. Itu perlu diketahui sesungguhnya kapan ini terjadi. Setelah berjalan, bisnis apa yang akan pertama terdampak untuk negara-negara impor atau ekspor negara tersebut,” sebut Agung.

https://medialoperations.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*