
Pemerintah mendorong implementasi internet berkecepatan 100 Mbps dengan harga terjangkau di Indonesia. Menjawab hal ini, PT Solusi Sinergi Digital, Tbk atau SURGE (WIFI) meluncurkan program ‘Internet Rakyat’ pada 2025, bekerja sama dengan beberapa mitra.
Program Internet Rakyat itu menyasar masyarakat kelas menengah-ke-bawah (mid-to-low) agar bisa mencicipi akses internet fixed broadband murah dengan kecepatan mumpuni. Hal ini diharapkan mampu mewujudkan transformasi digital untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi.
Direktur Utama SURGE Yune Marketatmo mengatakan penetrasi internet di negara-negara di Asia Tenggara saat ini sudah mencapai 50%. Sementara itu, Indonesia masih di 15% dengan kecepatan 31.75 Mbps.
“Artinya, kita masih ada PR 35% [penetrasi internet]. Kami sambut baik ajakan Komdigi untuk mendorong penetrasi secepat-cepatnya 3-5 tahun,” kata Yune dalam acara CNBC Indonesia Tech & Telco Summit 2025, Jumat (21/2/2025).
“Saya ingat ada teman saya menyatakan internet itu kebutuhan rakyat. Sekarang itu sudah jadi hak rakyat,” ia menambahkan.
Yune mengatakan salah satu hambatan dalam menggenjot penetrasi internet adalah harga yang masih mahal dan tidak sesuai dengan daya beli masyarakat. Ia menyebut Komitmen SURGE menawarkan internet 100 Mbps dengan harga Rp 100.000 disambut positif oleh masyarakat.
“Ibu-ibu pada terima kasih dengan layanan ini. Saya tanya harapan mereka ke depan cuma satu, harganya jangan naik,” ia menuturkan.
Meski menawarkan internet cepat dan murah, Yune mengatakan SURGE memiliki cara agar bisnisnya tetap untung. Yune mengatakan SURGE melakukan pendekatan teknologi yang berbeda, berkolaborasi dengan mitra yang tepat, serta memilih lokasi infrastruktur yang berbeda.
Menurut Yune, salah satu biaya yang paling besar untuk membangun infrastruktur adalah perizinan. Namun, SURGE diuntungkan dengan membangun aset di pinggir rel kereta api dari Merak hingga Banyuwangi sepanjang 3.000 kilometer. Sebab, operasional dan pemeliharaannya disebut lebih mudah dan efisien.