Universitas Indonesia (UI) menggelar International Workshop on UI GreenMetric World University Rankings untuk ketujuh kalinya bekerja sama dengan Universiti Putra Malaysia secara virtual melalui aplikasi zoom meeting dan Youtube UI GreenMetric.
“Tahun ini, dunia pendidikan telah menyesuaikan diri dengan pandemi COVID-19 dengan penerapan teknologi pembelajaran digital. Di sisi lain, sebagai pengelola gedung dan kawasan, masing-masing universitas memiliki cara untuk memberikan solusi inovatif program penghijauan kampus di tengah pandemi. Konferensi ini menjadi wadah yang informatif untuk saling berbagi tentang hal tersebut,” ujar Ketua UI GreenMetric Prof. Riri Fitri Sari dalam keterangannya di Depok, Jawa Barat, Senin.
Selama era pandemi, kegiatan belajar dilakukan dalam bentuk kegiatan storytelling, proyek video edukasi, tur virtual, dan podcast yang bersifat edukasi.
“Tema proyek yang ditawarkan dalam program ini berbasis isu lingkungan, seperti hortikultura, konservasi lingkungan dan manajemen pembibitan,” ujar Riri.
Dalam penyelenggaraan terdapat enam tema besar yang dipaparkan, di antaranya adalah Issues and Innovation for Setting and Infrastructure Management in Universities, Issues and Innovation for Energy and Climate Change Management, dan Issues and Innovation for Waste Management in Universities.
Untuk tema infrastruktur, ada empat pembicara dari empat universitas, yaitu Prof. Habib M. Fardoun (King Abdul-Aziz University, Saudi Arabia), Prof. Dr. Abbas Fadhil Hasson (University of Babylon, Iraq), Dr. László Gyarmati (University of Szeged, Hungary), dan Robert Segar (University of California – Davis, US).
Dr. Abbas mengatakan bahwa terdapat tiga tahapan dalam mengembangkan konsep kampus hijau di University of Babylon. Tahap pertama adalah pembentukan tim yang memiliki keahlian di bidang lingkungan dan infrastruktur hijau yang bertugas memetakan demografi serta vegetasi hijau kampus.
Tahap kedua adalah menggelar seminar dan lokakarya terkait perencanaan strategis pengembangan kampus, dan terakhir pengumpulan data internal kampus yang relevan dengan indikator kampus hijau.
Pembicara lainnya, Robert Segar, memaparkan metode pemberdayaan lingkungan yang telah dipatenkan oleh University of California Davis, yaitu Learning by Leading.
Dalam metode ini, mahasiswa diajak untuk belajar dengan turun langsung mengikuti proyek-proyek pengabdian masyarakat. Para senior yang bertindak sebagai mentor sekaligus koordinator membantu mahasiswa secara bertahap menjadi seorang pemimpin dengan menciptakan proyek-proyek yang mengatasi permasalahan lingkungan di sekitar kampus.
Lokakarya ini dihadiri 835 peserta dari 443 universitas di 57 negara. Kegiatan ini turut dihadiri oleh Dato’ Seri Ir. Dr. Zaini bin Ujang (Secretary. General of Ministry of Energy, Green Technology and Water Malaysia), dan Prof. Dr. Mohd Roslan bin Sulaiman (Vice President Universiti Putra Malaysia).
Universitas yang hadir pada kegiatan hari kedua ini di antaranya adalah Chiba University of Commerce (Jepang), Mangalore University (India), dan dari Indonesia adalah Universitas Sam Ratulangi.
UI GreenMetric merupakan inovasi UI yang telah dikenal luas di dunia internasional sebagai pemeringkatan perguruan tinggi pertama di dunia berbasis komitmen tinggi dalam pengelolaan lingkungan hidup kampus.
Pada tahun 2020, jumlah peserta event ini mencapai 912 universitas dari 84 negara di dunia. Dari jumlah ini, terdapat 88 perguruan tinggi dalam negeri yang berpartisipasi.
Penilaian UI GreenMetric dilandasi atas tiga pilar, yakni lingkungan hidup, ekonomi, dan sosial, dengan bobot indikator penilaian yang terdiri atas Keadaan dan Infrastruktur Kampus (15 persen), Energi dan Perubahan Iklim (21 persen), Pengelolaan Sampah (18 persen), Penggunaan Air (10 persen), Transportasi (18 persen), serta Pendidikan dan Riset (18 persen).
Untuk proses perangkingan tahun 2021, proses penginputan data masih dilakukan sampai dengan 31 Oktober 2021.