Director of Business Planning of PT Pertamina International Shipping (PIS) Eka Suhendra mengatakan industri pelayaran menyumbang 3% CO2. Eka mengatakan meski secara prosentase kecil 3% setara dengan 1,3 Giga CO2.
Oleh karena itu, Eka sadar benar bahwa PIS harus melakukan sesuatu untuk memperbaiki kondisi dampak negatif emisi CO2.
“Di Indonesia, kami memiliki target nol emisi pada tahun 2060. Namun, kami di PIS memiliki target yang lebih menantang. Kami menandatangani target pada tahun 2050 karena kami ingin mematuhi peraturan IMO,” ungkap Eka di sela gelaran Gastech 2024, di George R. Brown Convention Center, Texas, Amerika Serikat, beberapa waktu lalu.
Eka menjelaskan, saat ini PIS telah mencoba berbagai inisiatif untuk mengurangi emisi yang dihasilkan dari bahan bakar. Eka merinci salah satu yang patut dicoba adalah efisiensi pola operasional.
“Jadi kami berupaya keras untuk membuat kapal kami lebih efisien. Bukan hanya konsumsi bahan bakar yang merupakan bagian terbesar dari emisi CO2, tetapi juga tanda itu sendiri. Jadi pada pola operasional, misalnya kita memiliki pengaturan kecepatan armada kapal. Jadi itu akan menghasilkan penggunaan armada yang sangat efisien,” kata Eka.
Selain itu PIS juga melakukan upaya pemanfaatan kapasitas misalnya, dan kemudian otomatisasi foyage, dan juga perusahaan PIS memiliki kolaborasi dengan grup lain.
“Jadi misalnya, untuk menunggu dermaga, kita mencoba membuat proses rantai pasokan yang dioptimalkan,” rinci Eka.
Di sisi lain, Eka juga menyebut armada terbaru PIS siap untuk bahan bakar ganda, meskipun beberapa di antaranya belum sepenuhnya dimanfaatkan, tetapi setidaknya ketika saatnya tiba, keyakinan kita siap untuk berpartisipasi dalam bahan bakar yang lebih hijau.
“Senang rasanya untuk mengatakan bahwa kita perlu melakukan sesuatu dari sisi ekonomi untuk mewujudkan hal tersebut, namun yang terpenting adalah PIS siap dan bersedia untuk mengeluarkan lebih banyak biaya untuk berpartisipasi dalam keberlanjutan ini, khususnya mengurangi emisi CO2,” pungkas Eka.
Sementara itu, Global Head of LNG Fearnleys, Per Christian Fett mengatakan penggunaan kapal sejak awal memang telah mengurangi emisi. Apalagi jika kapal-kapal sudah menggunakan teknologi baru, ditambah dengan kecepatan dan efisiensi operasional.
“Penting menggunakan kapal-kapal secara efisien. Lalu, di operasional dibutuhkan investasi dalam teknologi baru dan sistem bahan bakar baru, perubahan logistik baru di sekitar ini dan kemudian ada juga tantangan besar di berbagai segmen pengiriman, pengiriman laut dalam versus pengiriman laut pendek, saya pikir jauh lebih mudah untuk mendekarbonisasi pengiriman laut pendek,” ungkas Fett.
Ke depan bukan tidak mungkin kapal-kapal akan menggunakan bahan bakar baru yang meskipun hingga saat ini butuh investasi yang cukup besar.