Prabowo Andalkan KEK Kejar Target Ekonomi Tumbuh 8%

KEK Tanjung Kelayang. (Tangkapan Layar Youtube Indonesia SEZ)

Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto mengandalkan kawasan ekonomi khusus (KEK) untuk mengejar target pertumbuhan ekonomi 8% hingga 2029. KEK dijadikan tulang punggung untuk menarik investasi dari berbagai negara.

“Arahan Bapak Presiden menargetkan pertumbuhan 8%, dan satu-satunya inisiatif yang bisa mewujudkan itu adalah melalui KEK,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam acara Indonesia Special Economic Zone Forum 2024, Jakarta, Senin (9/12/2024).

Airlangga mengatakan, contoh utama negara yang berhasil membuat pertumbuhan ekonominya tinggi melalui KEK adalah China dan Vietnam. Sebelum terkena krisis properti saat Pandemi Covid-19, China mampu mencatatkan pertumbuhan ekonomi 7%-8%, sedangkan Vietnam kini mampu tumbuh terus di level atas 6%.

Negara lain di kawasan ASEAN pun ia tekankan tengah menjadikan KEK sebagai prioritas pembangunan untuk menyerap investasi asing. Apalagi, dunia saat ini terus dihadapkan pada tren relokasi industri akibat permasalahan konflik geopolitik bersenjata hingga perang perdagangan seperti antara China dan Amerika Serikat.

“Tentu SEZ (Special Economic Zone) ini menjadi salah satu yang bisa mendorong pertumbuhan di beberapa negara Asia, antara lain China mendorong SEZ, Vietnam, Thailand, dan juga baru-baru ini kita lihat kerjasama Singapura dan Malaysia untuk membangun di Johor,” tuturnya.

Maka tak heran Indonesia juga gencar membangun KEK beberapa tahun silam. Saat ini sudah terbangun 24 KEK di Indonesia dan masih ada 9 KEK lagi yang akan dibangun. Dari jumlah tersebut, 12 KEK diperuntukkan bagi keperluan industri, 8 KEK untuk pariwisata, 2 KEK untuk inisiatif digital, dan 2 KEK lainnya atau sektor jasa lainnya.

Secara kumulatif hingga kuartal III-2024, total investasi yang masuk ke KEK kata Airlangga telah mencapai Rp 242,5 triliun dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 151 ribu tenaga kerja dari total 394 pelaku usaha yang membangun industrinya di KEK.

“Dan Bapak Presiden sangat senang melihat perkembangan masing-masing KEK, dan menanyakan secara detail bagaimana perkembangannya, serta apa saja tantangannya,” ucap Airlangga.

Pemerintah mengakui, beberapa KEK memang belum menyerap optimal investasi dari berbagai negara, misalnya di tiga kawasan, yaitu KEK Tanjung Kelayang di Bangka Belitung, KEK Morotai di Maluku Utara, dan juga KEK Arun Lhokseumawe di Aceh. Maka, 3 KEK itu kini menjadi perhatian serius.

“Ini membutuhkan perbaikan dari segi akses. Misalnya Bangka Belitung yang membutuhkan akses daripada regional flight dan Bapak Presiden sudah memberikan arahan bahwa regional flight harus dibuka karena itu lokasinya sangat strategis. Demikianpula beberapa target-target wisata yang lain termasuk Labuan Bajo, termasuk juga di daerah Mandalika, Lombok. Jadi beberapa akses daripada pesawat internasional untuk bisa langsung masuk,” tutur Airlangga.

Adapun dari sisi insentif supaya investor makin bergeliat masuk tidak menjadi prioritas bagi pemerintah untuk melakukan perbaikan, sebab pemerintah mengganggap berbagai insentif yang diberikan di dalam KEK selama ini sudah lebih dari cukup.

Pemerintah memberikan dukungan insentif di KEK berupa insentif fiskal dan nonfiskal, termasuk tax holiday, tax benefits, penyederhanaan layanan kepabeanan, bantuan imigrasi, dukungan tenaga kerja, serta akses terhadap tanah dan properti.

“Insentif baru saat sekarang untuk KEK semuanya sudah kita berikan. Jadi tinggal kita bagaimana pelaksanaan insentif dan juga penyelesaian perizinan, tata ruang dan berbagai hal yang sifatnya teknis,” ujar Airlangga.

0 comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*