Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL) mengatakan pada Kamis bahwa dua pasukan penjaga perdamaian mereka, yang berasal dari Indonesia, terluka akibat tank Israel menembaki sebuah menara pengawas di markas pasukan tersebut di Ras an-Naqoura.
UNIFIL mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa setiap serangan terhadap pasukan penjaga perdamaian adalah “pelanggaran berat terhadap hukum humaniter internasional”.
Organisasi penjaga perdamaian, yang terdiri dari sekitar 10.000 pasukan penjaga perdamaian dari 50 negara dan didirikan pada tahun 1978, mengatakan pasukan Israel telah “sengaja” menembaki posisinya di sepanjang perbatasan.
UNIFIL
Juru bicara UNIFIL Andrea Tenenti mengatakan bahwa serangan itu merupakan perkembangan yang “sangat serius”.
Tenenti menjelaskan bahwa Israel sebelumnya telah meminta pasukan penjaga perdamaian untuk pindah dari “posisi tertentu” di dekat perbatasan, tetapi “kami memutuskan untuk tetap tinggal karena penting bagi bendera PBB untuk berkibar di [bagian] selatan Lebanon.”
“Jika situasi menjadi tidak memungkinkan bagi misi untuk beroperasi di selatan Lebanon … terserah Dewan Keamanan untuk memutuskan bagaimana cara bergerak maju,” katanya, seperti dikutip Al Jazeera, Jumat (11/10/2024).
“Saat ini, kami tetap tinggal, kami mencoba melakukan apa pun yang kami bisa untuk memantau [dan] memberikan bantuan,” tambah Tenenti.
Israel
Militer Israel mengatakan pasukannya melepaskan tembakan di dekat UNIFIL setelah menginstruksikan pasukan PBB di daerah tersebut untuk tetap berada di tempat yang dilindungi.
Dikatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pejuang Hizbullah beroperasi dari dalam dan dekat daerah sipil di Lebanon selatan, termasuk daerah dekat pos UNIFIL.
“IDF beroperasi di Lebanon selatan dan menjaga komunikasi rutin dengan UNIFIL,” kata militer Israel, menggunakan akronim untuk Pasukan Pertahanan Israel.
Duta Besar Israel untuk PBB, Danny Danon, mengatakan bahwa ia merekomendasikan agar pasukan penjaga perdamaian dipindahkan sejauh lima kilometer ke utara “sementara situasi di sepanjang Garis Biru masih tidak stabil akibat agresi Hizbullah”.
Amerika Serikat
Gedung Putih “sangat prihatin” dengan laporan bahwa Israel menembaki markas besar pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon selatan, kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional.
“Kami memahami bahwa Israel tengah melakukan operasi terarah di dekat Garis Biru untuk menghancurkan infrastruktur Hizbullah yang dapat digunakan untuk mengancam warga Israel,” kata juru bicara tersebut, mengacu pada garis demarkasi antara Israel dan Lebanon.
“Sementara mereka melakukan operasi ini, sangat penting bahwa mereka tidak mengancam keselamatan dan keamanan pasukan penjaga perdamaian PBB.”
Italia
Menteri Pertahanan Italia Guido Crosetto menyebut serangan terhadap pangkalan UNIFIL “sama sekali tidak dapat diterima”.
“Ini bukan kesalahan dan bukan kecelakaan,” kata Crosetto dalam konferensi pers. “Itu dapat dianggap sebagai kejahatan perang dan merupakan pelanggaran yang sangat serius terhadap hukum militer internasional.”
Ia menambahkan bahwa ia telah memanggil duta besar Israel untuk meminta penjelasan atas serangan tersebut.
Prancis
Kementerian untuk Eropa dan Luar Negeri Prancis mengutuk serangan tersebut. Mereka mengatakan bahwa pihaknya sedang menunggu penjelasan dari Israel mengenai alasan terjadinya serangan tersebut.
“Prancis menyampaikan keprihatinan yang mendalam setelah tembakan Israel yang mengenai Pasukan Sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa di Lebanon (UNIFIL) dan mengutuk setiap serangan terhadap keamanan UNIFIL,” kata Kementerian Luar Negeri dalam sebuah pernyataan.
“Perlindungan pasukan penjaga perdamaian merupakan kewajiban yang berlaku bagi semua pihak yang berkonflik,” tambah pernyataan tersebut.
Spanyol
Kementerian Luar Negeri Spanyol menyebut serangan tersebut sebagai “pelanggaran berat terhadap hukum internasional”.
“Pemerintah Spanyol mengutuk keras tembakan Israel yang mengenai markas besar UNIFIL di Naqoura,” kata kementerian tersebut dalam sebuah pernyataan, seraya menambahkan bahwa keamanan pasukan penjaga perdamaian “terjamin”.
Irlandia
Perdana Menteri Simon Harris mengutuk serangan tersebut dan mengatakan, “setiap penembakan di sekitar pasukan atau fasilitas UNIFIL adalah tindakan yang gegabah dan harus dihentikan”.
Irlandia memiliki sekitar 370 tentara dalam misi penjaga perdamaian.
Uni Eropa
Kepala kebijakan luar negeri Josep Borrell mengatakan serangan terhadap pasukan penjaga perdamaian, yang posisinya sudah diketahui, adalah “tindakan yang tidak dapat diterima, yang tidak dapat dibenarkan”.
“Dua anggota Blue Helmets telah terluka dan ini tidak dapat diterima. Setiap serangan yang disengaja terhadap pasukan penjaga perdamaian merupakan pelanggaran berat terhadap Hukum Humaniter Internasional dan Resolusi 1701 DK PBB: Israel memiliki kewajiban untuk menghormati keduanya. Akuntabilitas penuh diperlukan,” tulis Borrell di X.
Ia menegaskan kembali “dukungan penuh” UE terhadap UNIFIL.
Недорогие модульные дома с отделкой под ключ: уютное жильё без лишних затрат
каталог модульных домов [url=https://modul-stroy-spb.ru/]каталог модульных домов[/url] .