Besarnya subsidi dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) ternyata tidak memberikan dampak langsung terhadap masyarakat miskin. Layaknya subsidi dipangkas dan diganti dengan Bantuan Langsung Tunai (BLT).
Demikianlah disampaikan oleh Burhanuddin Abdullah, Dewan Penasihat Presiden Terpilih Prabowo Subianto dalam acara UOB Economic Outlook 2025, Rabu (25/9/2024)
Burhanuddin menjelaskan, subsidi energi yang meliputi Bahan Bakar Minyak (BBM), LPG dan listrik serta kompensasi pada tahun ini mencapai Rp540 triliun. Sementara mayoritas dimanfaatkan oleh kelas menengah atas.
“Nah minggu lalu saya pergi ke Solo, saya bertemu dengan pelanggan PLN yang paling bawah mereka bayar bulanan Rp 30 ribu lampunya hanya satu orang miskin,” ujarnya.
“Mereka tidak menerima, tidak mendapat keuntungan dari subsidi BBM mereka gak dapat sepeda motor, mereka beli gas tapi satu melon ini untuk 2 minggu jadi kecil sekali,” terang Burhanuddin.
Maka dari itu, Burhanuddin menyampaikan solusi yang perlu diambil adalah mengganti program menjadi transfer langsung ke masyarakat miskin berdasarkan data akurat.
“Kita ingin dengan data yang diperbaiki disempurnakan supaya pada mereka diberi saja transfer tunai langsung kepada mereka. Bukan pada komoditinya tapi kepada keluarganya yang berhak terima,” ungkapnya.
Burhanuddin memperkirakan penghematan sebesar Rp50-200 miliar. Dana tersebut bisa digunakan untuk belanja yang lebih produktif. “Kita kurangin subsidi tapi kita alihkan ke hal yang produktif itu artinya kita leverage pertumbuhan kita melalui pengurangan subsidi tersebut,” pungkasnya.