Petinggi OpenAI Mundur, Tumbal Ambisi Besar Sam Altman?

Sam Altman CEO ChatGPT (Getty Images/Win McNamee)
Foto: (Getty Images/Win McNamee)

OpenAI telah mengalami banyak drama selama setahun terakhir, bahkan saat perusahaan induk ChatGPT itu tengah memperluas keunggulannya dalam kecerdasan buatan (AI).

Di kala OpenAI berupaya menjadi lebih menarik bagi investor luar, perusahaan itu kembali kehilangan pemimpin senior, termasuk kepala bagian teknologi terkemuka. Sebagaimana dikatakan CEO-nya Sam Altman, OpenAI “bukan perusahaan biasa,” sekalipun saat ini merupakan salah satu perusahaan teknologi paling berpengaruh.

Mengutip The New York Times, OpenAI sedang berada di tengah transisi yang signifikan. Guna menggalang dana untuk mendorong valuasinya hingga US$150 miliar, perusahaan itu bergerak untuk menjadi perusahaan dengan bisnis komersil (for-profit).

Manuver tersebut ikut menghapus aturan nilai maksimum imbal hasil atas investasi dari investor eksternal. Kedua langkah itu menjawab bagaimana OpenAI dijalankan.

Perusahaan telah mengambil beberapa langkah untuk meredakan kekhawatiran tersebut dengan membentuk dewan direksi yang lebih mirip dengan perusahaan pada umumnya, setelah sebelumnya Altman sempat dipecat oleh jajaran direktur OpenAI tahun lalu.

Berbicara tentang Altman, ia juga tengah dalam pembicaraan untuk mendapatkan saham ekuitas di OpenAI, setelah sebelumnya mengatakan bahwa ia tidak membutuhkannya. Bloomberg melaporkan bahwa saham tersebut bisa mencapai 7% dari perusahaan, yang akan bernilai sekitar US$10,5 miliar jika perusahaan start-up tersebut berhasil mendapatkan valuasi yang diinginkannya.

Namun, transisi tersebut akan terjadi di tengah perombakan manajemen lainnya. Bahkan karyawan OpenAI dilaporkan terkejut dengan pengumuman pada hari Rabu bahwa Mira Murati, C.T.O. perusahaan yang terkenal, berencana untuk mengundurkan diri setelah menjabat selama lebih dari enam tahun. (Dua eksekutif lainnya, termasuk kepala bagian penelitian, juga akan mengundurkan diri.)

Setengah lusin eksekutif OpenAI telah mengundurkan diri tahun ini, termasuk Ilya Sutskever, salah satu pendiri yang awalnya mendorong Altman untuk mengundurkan diri, dan para pemimpin lainnya yang mempertanyakan komitmen perusahaan terhadap keamanan AI.

Altman sejak saat itu telah mendatangkan para veteran Silicon Valley untuk peran-peran penting, yang tampaknya sebagian untuk menunjukkan bahwa OpenAI telah berkembang.

Para investor telah berusaha untuk mendapatkan bagian dari OpenAI karena kecepatan inovasinya, termasuk iterasi ChatGPT yang lebih canggih. Namun, Altman memiliki rencana yang lebih besar untuk perusahaan tersebut, yang akan membutuhkan modal yang sangat besar.

Kebutuhan finansial OpenAI memang sangat besar. Perusahaan tersebut menghabiskan sekitar US$7 miliar per tahun dengan pendapatan yang sebesar US$3 miliar.

Namun, perusahaan tersebut memiliki impian yang lebih besar, termasuk menciptakan jaringan pusat data yang sangat mahal dan boros energi di seluruh dunia untuk mendukung komputasi AI. Itu akan menjadi upaya yang menurut pengakuan perusahaan itu sendiri akan menelan biaya “ratusan miliar,” dan hampir pasti memerlukan dukungan dari pemerintah paling berkuasa di dunia.

Beberapa pihak mempertanyakan kelayakan tujuan Altman, dengan beberapa eksekutif pembuat chip dan pejabat pemerintah menertawakan skalanya. Yang lain khawatir bahwa tujuan bos OpenAI itu, termasuk kemauan untuk bekerja sama dengan Uni Emirat Arab, membahayakan keamanan nasional AS.

Meski begitu, Altman telah memperoleh hasil. Setelah bertemu di Gedung Putih minggu ini, Presiden Biden dan Sheikh Mohammed bin Zayed, presiden Emirat, mengarahkan pemerintah mereka untuk membahas cara berkolaborasi dalam AI.

Pengaruh tersebut mungkin menjadi alasan yang cukup bagi investor untuk tetap menggunakan OpenAI, terlepas dari semua drama yang terjadi.

https://menes-job.com/
https://lankarani.net/
https://push-agency.net/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*