The Fed & BI Pangkas Suku Bunga, Saham Bank Kompak Terbang

Cover Artikel CNBC Indonesia Best Bank of The Year
Foto: Ilustrasi Bank (CNBC Indonesia/ Edward Ricardo)

Mayoritas saham perbankan besar terpantau cerah bergairah pada perdagangan sesi I Kamis (19/4/2024), setelah Bank Indonesia (BI) dan bank sentral Amerika Serikat (AS) memutuskan untuk memangkas suku bunga acuannya kemarin.

Per pukul 09:20 WIB atau 20 menit setelah sesi I dibuka, 12 saham bank besar terpantau menguat dengan rincian sembilan saham sudah melesat lebih dari 1%, sedangkan tiga lainnya menguat kurang dari 1%.

Saham PT Bank BTPN Syariah Tbk (BTPS) menjadi yang paling kencang penguatannya pada awal sesi I hari ini, yakni mencapai 3,8% ke posisi Rp 1.365/unit.

Tak hanya itu saja, empat saham bank raksasa juga melesat yakni PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) yang melonjak 2,19%, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) melesat 1,4%, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) menanjak 1,27%, dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) melompat 1,01%.

Berikut pergerakan saham bank besar pada sesi I hari ini.

Saham perbankan besar bergairah ditopang keputusan BI dan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang memutuskan untuk memangkas suku bunga acuannya.

Kemarin, BI terlebih dahulu memutuskan untuk memangkas suku bunga acuan (BI rate) sebesar 25 basis poin (bp) menjadi 6,00%, dari sebelumnya di level 6,25%. Sementara suku bunga Deposit Facility juga dipangkas menjadi 5,25%, dan suku bunga Lending Facility menjadi 6,75%.

Demikianlah disampaikan Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers, Rabu (18/9/2024).

Pemangkasan suku bunga ini adalah yang pertama sejak Februari 2021. BI mengerek suku bunga sebesar 275 bp sepanjang Agustus 2022-April 2024, sebelum kemudian menahannya pada Mei, Juni, Juli, dan Agustus 2024.

“Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 17-18 September 2024 memutuskan untuk menurunkan BI-Rate menjadi 6%,” kata Perry.

Konsensus CNBC Indonesia yang dihimpun dari 17 lembaga/institusi mayoritas memproyeksikan bahwa BI masih akan menahan suku bunganya di level 6,25%. Sementara terdapat dua institusi yang memperkirakan BI akan menurunkan suku bunganya sebesar 25 kali ini menjadi 6,00%.

Setelah BI memutuskan untuk memangkas BI rate, kemudian pada Kamis dini hari waktu Indonesia, kabar baik datang lagi dari The Fed, di mana bank sentral Negeri Paman Sam tersebut memutuskan untuk memangkas suku bunga acuannya. Bahkan yang lebih mengejutkan, pemangkasan kali ini cukup besar atau hard landing yakni sebesar 50 bp menjadi 4,75-5,0%.

Pemangkasan sebesar 50 bp lebih besar dibandingkan ekspektasi pasar yang hanya 25 bp. Pemangkasan ini merupakan yang pertama sejak Maret 2020 atau empat tahun lalu saat awal pandemi Covid-19.

Seperti diketahui, The Fed mengerek suku bunga sebesar 525 bp sejak Maret 2022 hingga Juli 2023. Mereka kemudian menahan suku bunga di level 5,25-5,50% pada September 2023-Agustus 2024 atau lebih.

The Fed meyakini inflasi AS sudah bergerak menuju target kisaran mereka di angka 2% sehingga mereka akhirnya memilih untuk memangkas suku bunga. Namun, faktor utama dari pemangkasan sebesar 50 bp adalah tingkat pengangguran AS yang melambung.

“Mengingat kemajuan dalam inflasi dan keseimbangan risiko, Komite memutuskan untuk menurunkan suku bunga sebesar 50 bp,” tulis The Fed dalam website resmi mereka.

Dengan BI dan The Fed yang memangkas suku bunga acuannya kemarin, maka era suku bunga tinggi sudah mulai berakhir. Alhasil, saham perbankan cenderung diuntungkan karena dengan rendahnya tingkat suku bunga, maka berpotensi akan diikuti oleh penurunan suku bunga kredit.

Jika bunga kredit semakin rendah, maka perbankan dapat lebih mudah menyalurkan kreditnya karena masyarakat semakin tertarik untuk mengambil kredit.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*